Tony Rosyid: Video Hasto, Apakah Pepesan Kosong?

    Tony Rosyid: Video Hasto, Apakah Pepesan Kosong?
    Hasto Kristiyanto

    OPINI - Banyak orang yang ketika jadi tersangka, lalu buat ancaman mau bongkar-bongkar. Faktanya? Ini tidak pernah terjadi. Ancaman hanya tinggal ancaman. Publik lagi-lagi kena prank. Untuk kesekian ratus kali. Ternyata, ancaman tidak lebih dari ekspresi emosional belaka. Tidak lebih dari itu. Ah, lagu lama.

    Apakah pengakuan Guntur Romli dan Conie bahwa Hasto membuat video disertai sejumlah dokumen tentang kejahatan di era rezim Jokowi itu adalah ekspresi kemarahan belaka? Bisa jadi. Apakah ini akan mengulang kembali preseden "prank" terhadap publik? Bisa jadi juga. Faktanya, sampai hari ini "video" itu hanya pengakuan. Adanya dokumen itu hanya sebatas klaim.

    Lagu lama ! Terus diputar dan diulang-ulang. Kebiasaan elit politik Indonesia. Merasa banyak tahu dan banyak bukti atas kejahatan orang lain. Jadi tersangka, ancam mau bongkar-bongkar. Kenyataannya? Gak pernah ada.

    Pubik paham bahwa hukum di Indonesia itu fleksibel. Bisa dinego. Anda punya uang, hukumannya ringan. Meski ratusan triliun uang negara yang anda curi, aman. Kalau jadi tersangka, hukumannya ringan. Kasus Harvey Moeis adalah contohnya. Tapi, jika anda miskin, jangan berbuat salah. Hukuman bagi orang miskin jauh lebih berat. Waspadalah !

    Publik percaya Hasto tahu banyak praktek kejahatan di era Jokowi. Hasto bagian dari lingkaran kekuasaan. Setiap elit yang berkuasa "tahu sama tahu" atas kejahatan masing-masing. Gak ada kejahatan elit yang dilakukan sendirian. Mereka melakukannya secara berjama'ah. Tapi, siapa yang bernasib sial, itu urusan personal. 

    Apakah seseorang yang bernasib sial alias jadi tersangka bisa tarik orang lain? Tidak semudah itu. Semua punya jurus masing-masing untuk menutupi kejahatannya.

    Setelah beberapa pengakuan Guntur Romli dan Conie terkait video dan dokumen Hasto, tidak juga muncul. Ini akan menambah tingkat ketidakpercayaan publik terhadap elit. Trust publik memang semakin hilang seiring "drama elit" yang gemar "ngeprank" rakyat. Calon penguasa "ngeprang" dengan janji-janji politik. Jadi penguasa "ngeprang" dengan program yang dikemas dengan kata-kata manis. Setelah jadi tersangka "ngeprank" lagi dengan bongkar-bongkar. Jangan sampai bangsa ini dijuluki "bangsa ngeprang". 

    Apakah video Hasto akan menjadi bagian dari "deretan prank" di negeri ini? Kita tidak tahu. Apakah anda tetap akan menunggu video itu? Terserah !

    Semua orang membicarakah video itu. Entah ada atau tidak. Jangan sampai anda kena "prank", sementara ada pihak-pihak yang sedang bernego sambil minum kopi hangat di saat langit sedang menangis.

    Surabaya, 2 Januari 2025

    Tony Rosyid*
    Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

    tony rosyid hasto
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Kick Off HKSN 2024 Dimulai di Desa Talaga:...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Operasi Lilin Lodaya 2024 Berakhir, Kapolres Purwakarta Sampaikan Hal Ini
    Polsek Purwasari Polres Karawang Tingkatkan  Kegiatan Patroli Cegah Gangguan Kamtibmas  
    Polisi Amankan 6 Remaja di Bogor, Dua Celurit Ikut Disita
    Bhabinkamtibmas Ciparigi Hadiri Acara Pelepasan Siswa SMP 15 Kota Bogor
    Bhabinkamtibmas Ciluar Berikan Himbauan dalam Kegiatan Rapat Pengurus RW 7

    Ikuti Kami